NPM : 20211458
Kelas : 2EB21
Ekonomi Koperasi
Pembangunan
koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut
kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan
anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi di Indonesia adalah
menciptakan keadaan masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu
mengurus dirinya sendiri (self help).Namun koperasi di Indonesia
selama setengah abad lebih kemerdekaannya, tidak menunjukkan
perkembangan yang menggembiarkan. Koperasi tidak tampak di permukaan
sebagai “bangun perusahaan” yang kokoh dan mampu sebagai landasan
(fundamental) perekonomian, serta dalam sistem ekonomi Indonesia,
koperasi berada pada sisi marjinal.Upaya pemulihan ekonomi koperasi
tetap dalam posisi yang termarjinalkan. Pemerintah sering bersuara
lantang untuk memberdayakan koperasi, tetapi tetap saja koperasi
tidak terlihat peranan yang signifikan dalam menyumbang perekonomian
Indonesia. Yang berkembang hanyalah kuantitas koperasi dan tidak
terlihat perbaikan kualitasnya, baik mikro maupun makro
ekonomi.Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik
di bidang kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri.
Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri
maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat
dikelompokkan dalam masalah intern maupun masalah ekstern. Masalah
intern mencakup masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer,
dan karyawan koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan
koperasi dengan bank, dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan
instansi pemerintah.
DARI
SISI KELEMBAGAAN KOPERASI
Masalah
Internal :
1.
Keanggotaan dalam Koperasi.
Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari
jumlah anggota yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya
kenggotaan koperasi yang ada sekarang belum menjangkau bagian
terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari segi kualitas masalah
keaggotaan koperasi tercermin dalam :
a.Tingkat
pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah
b.Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas
c.Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa koperasi merupakan suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi kearah sasaran yang benar.
d. Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang mengikat.
e. Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin berkurang.
b.Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas
c.Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa koperasi merupakan suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi kearah sasaran yang benar.
d. Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang mengikat.
e. Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada dikoperasi semakin berkurang.
2.
Pengurus Koperasi. Dalam
hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama. masalah
yang menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi pengurus
adalah :
a.Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum memadai
b.Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.
c.Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaikilagi.
a.Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum memadai
b.Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.
c.Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaikilagi.
d.Pengurus
kadang-kadang tidak jujur
e. Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
f. Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian tugas yang jelas.
g. Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h. Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik
e. Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
f. Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian tugas yang jelas.
g. Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h. Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik
3. Pengawas Koperasi
Anggota
dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini di
disebabkan oleh:
a.
Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika
dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi.
b.
Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak
siap untuk diperiksa.
c. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
c. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
Masalah
Eksternal
- Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
- Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan koperasi.
- Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
DARI
SISI BIDANG USAHA KOPERASI
Masalah
usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut. Ada koperasi yang
manajer dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di antara mereka ada
yang belum dapat bekerja secara profesional, sesuai dengan peranan
dan tugas operasi yang telah ditetapkan. Masih ada administrasi
koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip pembukuan dengan
baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih belum berkembang
sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi yang
cukup lengkap dan dapat diandalkan.
Di
samping itu masih ada manajer yang kurang mempunyai kemampuan sebagai
wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang kurang mampu untuk
menyusun rencana, program, dan kegiatan usaha. Padahal mereka harus
memimpin dan menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana,
program, dan kegiatan usaha yang ditentukan. Penilaian terhadap
keadaan serta mengadakan penyesuaian rencana, program, dan kegiatan
usaha setiap kali ada perkembangan dalam keadaan yang dihadapainya.
Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk
memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit
diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas, output koperasi tidak
distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output
industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak
memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.
Secara
umum koperasi harus menghadapi kelemahannya
sebagai
berikut :
1.
Pembinaan hubungan antara alat perlengkapan koperasi, khususnya
antara pengurus dan manajer, yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini
antara lain mengingat perlunya koordinasi yang mantab dan pembagian
tugas serta tanggung jawab yang jelas. Harus dihindarkan apabila ada
pengurus yang mengambil wewenang manajer melaksanakan tugas
operasional.
2. Kebijaksanaan
dan program kerja koperasi masih cenderung timbul sebagai prakarsa
pemerintah. Program-program yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
anggota masih ada yang belum sepenuhnya dipadukan dengan
program-program yang timbul dari prakarsa pemerintah. Keputusan
koperasi yang mandiri masih belum dapat berkembang.
3.
Organisasi tingkat sekunder, seperti Pusat Koperasi dan Induk
koperasi, tampak belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan kepada
koperasi primer, khususnya meningkatkan kemampuan dalam bidang
organisasi, administrasi, dan manjemen.
4.
Kerja sama koperasi dan lembaga non-koperasi telah ada yang
berlangsung atas landasan saling menguntungkan antara kedua belah
pihak. Tetapi, apabila kurang hati-hati dalam membinannya ada
kerjasama yang cenderung mengarah pada hilangnya kemandirian
koperasi.
5.
Kemampuan pemupukan modal usaha yang bersumber dari anggota dan hasil
usaha koperasi, walaupun cukup memadai perkembangannya namun ternyata
masih sangat terbatas.
6.
Dalam usaha memperoleh kredit dari bank, koperasi masih menghadapi
kesulitan untuk memenuhi persyaratanyang ditentukan. Demikianlah,
maka pemupukan modal koperasi walaupun cepat perkembangannya hasilnya
masih terbatas juga.
7.
Keterpaduan gerak, pengertian, pembinaan, dan pengawasan terhadap
gerakan koperasi dari berbagai instansi masih perlu ditingkatkan.
8.
Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan koperasi pada
tingkat perkembangan seperti sekarang ini adalah masih kurangnya
petugas pembina koperasi, baik dalam jumlah maupun mutunya.
9.
Masalah permodalan, penguasaan teknologi, akses informasi,
permasalahan pemasaran, dan perlindungan hukum.
10. Kurangnya
dana sehingga fasilitas-fasilitas yang sudah ada tidak dirawat, hal
ini menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan teknologi yang
sangat cepat.
KUNCI
PEMBANGUNAN KOPERASI
Menurut Ace
Partadiredja dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada,
faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah
rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia.Menurut Baharuddin
faktor penghambat dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya
dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti
bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan manajer belum
berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi. Prof. Wagiono
Ismangil berpendapat bahwa faktor penghambat kemajuan koperasi adalah
kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota. Kerja
sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi kerja
sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di
bidang ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan
lembaga koperasi. Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah
manajemen koperasi dan merupakan kunci maju atau tidaknya koperasi di
Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan
keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan
kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi
koperasi pada waktu yang akan datang semakin besar, maka koperasi
perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang profesional serta
menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk keperluan ini,
koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan
pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, apabila belum mempunyai tenaga
profesional yang tetap, dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan
lembaga-lembaga pendidikan yang terkait. Dekan Fakultas Administrasi
Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman, berpendapat bahwa untuk
kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan
manajemen modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)semua
anggota diperlakukan secara adil,
b) didukung administrasi yang canggih,
c) koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang lebih kuat dan sehat,
d) pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
e) petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan hanya menunggu pembeli,
f) kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi,
g) manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,
h) memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya,
i) perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas
j) keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi dalam jangka panjang,
k) selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
l) pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.
b) didukung administrasi yang canggih,
c) koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang lebih kuat dan sehat,
d) pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
e) petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan hanya menunggu pembeli,
f) kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi,
g) manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,
h) memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya,
i) perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan pengawas
j) keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan organisasi dalam jangka panjang,
k) selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
l) pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.
PERMASALAHAN
UMUM DAN SOLUSINYA
Masalah
yang dihadapi koperasi akan semakin meluas jika tidak ditangani
sesegera mungkin. Sebelum melakukan tindakan pemecahan masalah
langkah awal yang harus kita lakukan adalah menganalisa penyebab
terjadinya masalah. Setelah kita mengetahui akar permasalahannya
dimana barulah kita dapat melakukan langkah konkrit yang diharapkan
dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Dalam penyelesaian
masalah ini dibutuhkan keterlibatan semua elemen masyarakat baik
pemerintah dan masayarakat itu sendiri.Berikut ini masalah yang
dihadapi koperasi secara umum dan cara mengatasi permasalahan
tersebut , yaitu :
1.Koperasi
jarang peminatnya
Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada pandangan yang berkembang
dalam masyarakat bahwa koperasi adalah usaha bersama yang
diidentikkan dengan masyarakat golongan menengah ke bawah. Dari
sinilah perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang koperasi.
Dengan adanya sosialisasi diharapkan pengetahuan masyarakat tentang
koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya
koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat menyejahterakan
anggotanya. Sehingga mereka berminat untuk bergabung.
2.Kualitas
Sumber Daya yang terbatas.
Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa
disebabkan Sumber Daya Manusia yang kurang. Sumber daya manusia yang
dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti yang sering dijumpai,
pengurus koperasi biasanya merupakan tokoh masyarakat sehingga dapat
dikatakan rangkap jabatan, kondisi seperti inilah yang menyebabkan
ketidakfokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain
rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga
kapasitasnya terbatas.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
3.Banyaknya
pesaing dengan usaha yang sejenis.
Pesaing merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi, tetapi kita
harus mengetahui bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka
terhadap lingkungan (pesaing) maka mau tidak mau kita akan
tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi akan
survive dan dapat berkembang.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota.
4.
Keterbatasan Modal.
Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang memang
kesulitan dalam masalah permodalan. Dengan pemberian modal koperasi
dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa
berkembang. Selain pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak
kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat
menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk
modal koperasi.
5.
Partisipasi anggota.Sebagai
anggota dari koperasi seharusnya mereka mendukung program-program
yang ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan dilakukan harus
melalui keputusan bersama dan setiap anggota harus mengambil bagian
di dalam kegiatan tersebut.
6.
Perhatian pemerintah.
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga
bila koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan
dari pemerintah, misalnya saja membantu penyaluran dana untuk
koperasi.Akan tetapi pemerintah juga jangan terlalu mencampuri
kehidupan koperasi terutama hal-hal yang bersifat menghambat
pertumbuhan koperasi. Pemerintah hendaknya membuat
kenijakan-kebijakan yang dapat membantu perkembangan koperasi.
7.
Manajemen koperasi.Dalam
pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan manajemen, baik dari bentuk
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Karena hal
ini sangat berfungsi dalam pengambilan keputusan tetapi tidak
melupakan partisipasi dari anggota.
Apabila semua
kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik dan setiap anggota mau
mengambil bagian di dalam kegiatan koperasi serta perhatian
pemerintah dapat memberikan motifasi yang baik, koperasi pasti dapat
berjalan dengan lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar