Nama : Ahmad Widodo
NMP : 20211458
Kelas : 2EB21
Faktor
yang mempengaruhi Perkembangan Usaha Koperasi
Sangat
penting bagi koperasi untuk mengetahui dan memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha koperasi. Dan
apabila koperasi dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya maka koperasi dapat membenahi diri untuk selalu
meningkatkan kualitas dan kinerjanya dengan baik agar koperasi dapat
selalu berkembang.
Kenyataan
saat ini menunjukkan bahwa secara lembaga koperasi belum memiliki
kemampuan untuk menjalankan fungsi dan perananya secara efektif dalam
menciptakan kemakmuran bersama seperti yang dicita-citakan oleh
founding
fathers negara
ini. Hal ini memang memerlukan waktu yang panjang dan tekat serta
komitmen penyelenggara negara.
Menurut
Soedirman (2006 : 2), menyebutkan permasalahan yang merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha koperasi yang
meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor Internal
antara lain sebagai berikut :
a.
Partisipasi Angggota,
Partisipasi
merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan atau
perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan
direalisasikan.
Menyatakan
bahwa partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan
peran serta (keikutsertaan) seseorang atau kelompok orang dalam
aktivitas tertentu, sedangkan partisipasi anggota dalam koperasi
berarti mengikutsertakan anggota koperasi itu dalam kegiatan
operasional dan pencapaian tujuan bersama.
(Hendar
dan Kusnadi , 2005 : 91)
Dalam
koperasi semua program manajemen harus memperoleh dukungan dari
anggota. Untuk keperluan tersebut pihak manajemen memerlukan berbagai
informasi yang berasal dari anggota. Anggota merupakan titik awal
yang menentukan proses partisipasi berlangsung. Sebagai pemilik
anggota koperasi menginginkan koperasi menjadi sumber yang mampu
meningkatkan usaha individualnya. Sebagai pemilik anggota juga
menginginkan koperasi mempunyai kemampuan dalam melayani
kepentingannya melalui usaha-usaha yang dijalankan di koperasi.
Tingkat partisipasi anggota pada koperasi-koperasi saat ini masih
cukup banyak yang belum maksimal.
Banyaknya
anggota koperasi yang belum memanfaatkan jasa pelayanan yang tersedia
di koperasi. Hal ini menunjukkan kurang tumbuhnya rasa memiliki dari
anggota sehingga mereka masih memanfaatkan jalur lain dalam memenuhi
kebutuhannya. Banyak hal yang yang menjadi penyebab keadaan ini,
mulai dari kurangnya keragaman pelayanan yang disediakan koperasi,
mutu pelayanan, lokasi yang jauh dari domisili anggota sampai pada
unsur rekreatif yang tidak diperoleh di koperasi mereka.
(Soedirman,
2006: 4)
Jadi
dapat dijelaskan bahwa penting bagi anggota untuk berperan aktif pada
setiap kegiatan yang dijalankan di koperasi, karena maju mundurnya
koperasi ditentukan pada partisipasi anggota. Dan koperasi harus
memberikan layanan yang memadai dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan, serta memberikan informasi, kontribusi permodalan,
menentukan program-program yang harus dilaksanakan pihak manajemen
dan mengawasi jalannya koperasi. Agar anggota lebih memilih koperasi
dari pada badan usaha lainnya.
b.
Solidaritas Antar Anggota Koperasi
Berkoperasi
juga dimaknai sebagai upaya membangun ikatan solidaritas antar
anggota, karena dengan ikatan ekonomi, ikatan solidaritas bisa
dibangun secara lebih kongkrit.
Ikatan
solidaritas ini pada kenyataannya juga bisa dikembangkan untuk meraih
tujuan gerakan yang lebih besar.
(Soedirman
, 2006: 4)
Dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya Solidaritas yang kuat antar anggota
koperasi dapat menjadi suatu kekuatan didalam mencapai tujuan
koperasi.
c.
Pengurus Koperasi Yang Juga Tokoh Masyarakat
Pengurus
koperasi yang juga tokoh dalam masyarakat sehingga rangkap jabatan
ini menimbulkan fokus perhatian terhadap pengelolaan koperasi
berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan lingkungan.
(Sonny
Sumarsono, 2003:124)
Dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya rangkap jabatan yang dimiliki oleh
pengurus koperasi menyebabkan kurang profesionalismenya pengurus
dalam mengelola koperasi.
d.
Skala Usaha
Skala
usaha yang belum layak, karena kemampuan pemasaran yang masih
terbatas pada beberapa jenis komoditi, dan belum terbinanya jaringan
dan mata rantai pemasaran prduk koperasi secara terpadu menyebabkan
koperasi sulit untuk berkembang.
(Sonny
Sumarsono, 2003:124)
Dapat
disimpulkan bahwa dengan skala usaha yang kecil yang dilaksanakan
oleh koperasi menyebabkan koperasi sulit untuk berkembang.
e.
Perkembangan Modal
Perkembangan
modal dalam koperasi sangat mempengaruhi perkembangan usaha koperasi
karena dengan modal yang cukup besar koperasi dapat mengembangkan
usahanya yang lebih banyak lagi. menyatakan bahwa apabila koperasi
ingin mengembangkan usahanya kepasar global maka koperasi membutuhkan
modal yang banyak, karena di pasar global terdapat resiko bisnis yang
cukup tinggi.
Bahwa
kebanyakkan koperasi belum mampu menggalang pemupukan modal dari
anggota koperasi sendiri selain dari iuran pokok dan iuran wajib
anggota. Tidak jarang bahwa iuran wajib bulanan masih kurang lancar
dilakukan. Penggalangan dana dari dana pribadi anggota yang disimpan
di dalam bentuk simpanan sukarela masih sulit diharapkan. Hal ini
tidak lain karena masih kurangnya keyakinan anggota bahwa dengan cara
bersama-sama membesarkan modal koperasi justru anggota akan menikmati
manfaat koperasi yang lebih besar.
(Soedirman
,2006 : 3)
Bawasannya
koperasi adalah suatu badan usaha ekonomi yang berdiri karena
kesamaan kepentingan ekonomi anggotanya dan berdasarkan prinsip
selp-help. Kesamaan dapat muncul berdasarkan jenis usaha dan jenis
kebutuhan. Dan jika koperasi benar-benar berdiri karena keinginan dan
kepentingan serta kesamaan kebutuhan para anggota. Maka tidak terlalu
sulit koperasi untuk mendapatkan modal dan mengembangkannya secara
bertahap. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pengetahuan,
pemahaman dan kesadaran anggota, karena maju mundurnya koperasi
sangat ditentukan oleh anggota.
f.
Ketrampilan Manajerial
Menurut
Soedirman (2006 : 3) bahwa hal ini sebenarnya saling berkaitan dengan
kualitas sumber daya insani dan masih kurangnya pelatihan-pelatihan
yang diselenggarakan oleh koperasi yang bersangkutan.
Bahwasannya
ketrampilan manajerial di koperasi sangat penting karena organisasi
yang baik adalah organisasi yang memiliki manajemen yang baik
koperasi tidak akan berkembang tanpa fungsi pengaturan yang terarah.
Dan dalam perencanaan program kerja koperasi harus mampu
diterjemahkan oleh tim manajemen berdasarkan kesepakatan di dalam
rapat anggota tahunan (RAT).
g.
Jaringan Pasar
Jaringan
pasar merupakan suatu tempat untuk mencari pangsa pasar yang lebih
luas agar dapat memperoleh kentungan yang lebih besar.
Bahwa
Pelayanan koperasi umumnya terfokus pada internal koperasi yang belum
terbentuk jaringan antar koperasi. Koperasi akan lebih berdaya saing
jika koperasi mampu membentuk jaringan usaha. Melalui jaringan yang
kuat, koperasi akan mampu berkiprah di pasar global dengan
meningkatkan mutu pelayanan.
(Soedirman,
2006 : 3)
Dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa jaringan adalah suatu faktor
pendukung yang mempunyai kekuatan yang menentukan dalam melaksanakan
usaha ekonomi dan program lainnya. Karena dengan adanya jaringan yang
kuat dalam suatu lembaga akan mampu bertahan dan berkembang dalam
jangka panjang dan lebih mampu mengantisipasi goncangan yang mungkin
terjadi dalam dunia usaha. Jadi koperasi harus selalu mengikuti
perkembangan teknologi dan penguasaan informasi.
h.
Jumlah dan Kualitas Sumber Daya Manusia Para Pengurus dan Manajer
Menyatakan
bahwa jumlah dan kualitas sumber daya manusia para pengurus dan
manajer., koperasi umumnya dikelola oleh tim manajemen dengan status
pendidikan yang tidak begitu tinggi, sehingga kemampuan manajerialnya
juga kurang memadai.Apalagi pelatihan esbagai media penambah wawasan
dan kemampuan manajerialnya belum tersedia secara optimal
(
Soedirman , 2006 : 3)
Jadi
kualitas sumber daya koperasi merupakan suatu hal penting dalam
perkembangan koperasi secara keseluruhan. Peningkatan manfaat ekonomi
yang dirasakan anggota berawal dari meningkatnya pemahaman anggota
terhadap hakekat dan manfaat koperasi bagi mereka.
i.
Pemilikan dan Pemafaatan Perangkat Teknologi Produksi dan Informasi
Bahwa
Pemilikan dan pemafaatan perangkat teknologi produksi dan informasi
yang belum memadai. Pada umumnya koperasi masih belum memiliki akses
terhadap alat-alat komunikasi modern seperti jaringan internet.
Banyak koperasi yang masih menggunakan mesin ketik sebagai piranti
manajemennya sehingga cukup lamban dalam memberikan berbagai
pelayanan kepada anggota.
(Soedirman
, 2006 : 4)
Jadi
koperasi harus lebih tanggap dan lebih cepat dalam memperoleh
informasi-informasi agar tidak tertinggal dengan badan usaha lain,
karena untuk memenuhi keinginan anggotanya dan masyarakat koperasi
harus selalu mengikuti perkembangan zaman.
j.
Sistem manejemen
Sistem
manejemen yang baik adalah faktor yang paling penting untuk suksesnya
koperasi. Dalam menerapkan manejemen, pengurus mempunyai tanggung
jawab untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui tanggung jawab untuk
merumuskan kebijaksanaan, menyetujui rencana dan program, melimpahkan
wewenang kepada manajer.
(Sonny
Sumarsono, 2003:124)
Jadi
dapat disimpulkan bahwa dengan manejemen yang baik akan dapat membuat
koperasi berkembang menjadi lebih baik.
k.
Kinerja Pengurus
Pengurus
dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan bagi
keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak
sosial. Pengurus
koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Oleh
karena itu kinerja pengurus mempunyai kedudukan yang menentukan
keberhasilan koperasi. ( Sonny Sumarsono, 2003:124)
Jadi
dapat disimpulkan bahwa dengan pengurus yang memiliki kompetensi yang
baik akan dapat membuat koperasi berkembang menjadi lebih baik.
2.
Faktor eksternal,
yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan koperasi
antara lain :
a.
Komitmen pemerintah untuk menempatkan koperasi sebagai soko guru
perekonomian nasional.
Kesenjangan
yang terjadi dalam struktur ekonomi nasional mencerminkan tidak
proposionalnya kebijakan pemerintah di dalam mengembangkan para
pelaku ekonomi secara nasional. Hal ini ditunjukkan dengan
dikuasainya sebagian besar asset usaha nasional oleh sebagian kecil
kelompok usaha besar.
(
Soedirman , 2006 : 2)
Jadi
dengan adanya kebijakan pemerintah disini koperasi masih dapat
perhatian yang kecil. Sedangkan UKM ataupun koperasi memberikan omzet
yang cukup besar dibanding dengan usaha swasta.
b.
Sistem prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan.
Pengetahuan
anggota koperasi terhadap makna dan hakekat koperasi, manfaat
koperasi, hak dan kewajiban anggota di dalam berkoperasi belum
sepenuhnya dapat dikatakan baik. Pelatihan dan penyuluhan anggota
untuk meningkatkan kualitas sumber daya insani anggota, meningkatkan
kemampuan manajerial.
(Soedirman,
2006 : 2)
Dapat
disimpulkan bahwa adanya kualitas dan ketrampilan yang dimiliki
anggota koperasi itu sangat penting. Karena dengan meningkatkan
ketrampilan dapat menghasilkan produk yang berdaya saing dan dapat
memajukan koperasi. Sedangkan sekarang ini sebagian besar seorang
anggota koperasi tidak mengetahui mengapa menjadi anggota koperasi.
Dengan demikian memberikan pendidikan dan penyuluhan pada anggota
sangat penting.
c.
Iklim pendukung perkembangan koperasi
Menurut
Sonny Sumarsono (2003:124) Suasana (iklim) untuk suburnya pertumbuhan
koperasi tidak dapat datang begitu saja. Untuk itu pemerintah
berusaha menciptakan suasana yang dapat mendorong pertumbuhan
koperasi dengan cara mengadakan koordinasi-koordinasi. Dengan
koordinasi-koordinasi tersebut dimaksudkan agar berbagai pihak yang
ada sangkut pautnya dengan pertumbuhan koperasi dapat dihasilkan
pandangannya.
d.
Dicabutnya
Fasilitas Tertentu Oleh Pemerintah
Menurut
soedirman (2006 : 2) Koperasi berkembang mengikuti perkembangan
fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, sehingga seakan-akan
koperasi adalah organisasi yang sekedar menjalankan program-program
pemerintah. Berbagai peluang usaha koperasi harus diakui belum secara
optimal dapat dimanfaatkan oleh koperasi. Bahkan organisasi DEKOPIN
yang diharapkan menjadi corong koperasi yang memperjuangkan aspirasi
koperasi dan melaksanakan berbagai pelatihan.
Dicabutnya
fasilitas-fasilitas tertentu koperasi oleh pemerintah akibatnya
koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik, misalnya
usaha penyaluran pupuk yang pada waktu yang lalu disalurkan oleh
koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga koperasi
terpaksa mencari sendiri ke Dolog.
e.
Tingkat
harga
Menurut
Sonny Sumarsono (2003:124) Tingkat harga yang selalu berubah (naik)
menyebabkan pendapatan penjualan sekarang tidak dapat dimanfaatkan
untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Permasalahan
diatas adalah merupakan faktor ancaman dan kelemahan koperasi baik
internal dan eksternal. Berbagai kendala dan tantangan tersebut
menyebabkan koperasi belum mampu berfungsi dan berperan sesuai
harapan. Berbagai peraturan, kebijakan dan kesempatan atau peluang
yang tersedia bagi koperasi belum dimanfaatkan oleh koperasi bagi
kepentingan anggota dan masyarakat lingkungannya.
Langkah
yang Dapat Ditempuh Untuk Mengatasi Permasalahan Usaha Kecil
Dengan mencermati
permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah dan
langkah-langkah yang selama ini telah ditempuh, maka kedepannya,
perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:
1. Penciptaan
Iklim Usaha yang Kondusif
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
2. Bantuan
Permodalan
Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Sampai saat ini, BRI
memiliki sekitar 4.000 unit yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari
kedua LKM ini sudah tercatat sebanyak 8.500 unit yang melayani UKM.
Untuk itu perlu mendorong pengembangan LKM agar dapat berjalan dengan
baik, karena selama ini LKM non koperasi memilki kesulitan dalam
legitimasi operasionalnya.
3. Perlindungan
Usaha
Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).
Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).
4. Pengembangan
Kemitraan
Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
5.
Pelatihan
Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
6. Membentuk
Lembaga Khusus
Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.
Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.
7. Memantapkan
Asosiasi
Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha bagi anggotanya.
Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha bagi anggotanya.
8. Mengembangkan
Promosi
Guna lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu, perlu juga diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.
Guna lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu, perlu juga diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.
9. Mengembangkan
Kerjasama yang Setara
Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan perkembangan usaha.
Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan perkembangan usaha.
10. Mengembangkan
Sarana dan Prasarana
Perlu adanya pengalokasian tempat usaha bagi UKM di tempat-tempat yang strategis sehingga dapat menambah potensi berkembang bagi UKM tersebut. ( Galeriukm).
Perlu adanya pengalokasian tempat usaha bagi UKM di tempat-tempat yang strategis sehingga dapat menambah potensi berkembang bagi UKM tersebut. ( Galeriukm).
PELUANG LAIN LAGI, APAKAH ANDA USAHA MAN / WANITA, A PEKERJA DI ORGANISASI, Wiraswasta? Membutuhkan pinjaman pribadi untuk bisnis tanpa stres, Jika demikian, hubungi kami hari ini, kami menawarkan pinjaman tahun baru pada tingkat bunga rendah dari 2%, Anda dapat memulai tahun baru dengan senyum di wajah Anda, keselamatan, kebahagiaan kami pelanggan adalah kekuatan kita. Jika Anda tertarik, mengisi formulir aplikasi pinjaman di bawah ini:
BalasHapusInformasi Peminjam:
Nama lengkap: _______________
Negara: __________________
Sex: ______________________
Umur: ______________________
Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
Durasi Pinjaman: ____________
Tujuan pinjaman: _____________
Nomor ponsel: ________
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami sekarang melalui email: gloryloanfirm@gmail.com